Jumaat, 7 Ogos 2009

Buka Mata Buka Telinga

[BMBT] esq way 165
Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
(QS. Asy Syams, 91 : 1-10)
Pagi!!
itu lah kata pembuka yang digunakan selama mengikuti training ESQ, kata pembuka yang di teriakkan dengan penuh semangat.
Dari awal diharapkan peserta untuk membuka hati dan fikiran seperti layaknya sebuah gelas kosong..
Yang aku lihat dan rasakan sendiri selama training ESQ ini adalah merupakan sebuah metoda bagaimana kita dapat bekerja atau berjalan di dunia ini dengan tanpa melupakan bahwa sebenarnya segala sesuatunya sudah ada dalam islam, sudah disebutkan dalam alQur’an baik secara langsung maupun tidak langsung. 
Dalam training ini para peserta dibawa kedalam suasana merenungi dan mentafakuri kebesaran-kebesaran Allah swt melalui ciptaanNYA, bumi.. matahari.. kumpulan galaksi..
apakah kita lupa bahwa kita benar2 tidak ada apa2nya dibandingkan ciptaanNYA? apalagi dibandingkan dengan Allah yang Maha Agung?? pantaskah kita sombong dihadapan Allah swt??
Para peserta juga diperingatkan mengenai peran dan kasih sayang orang tua yang selanjutnya diingatkan kembali akan kasih sayang Allah swt kepada hambaNYA..
apakah kita lupa bahwa atas kasihsayang orang tua yang begitu besar?? apakah kita lupa bahwa Allah swt selalu ada dan memberikan rahmat dan rizkinya??
Para peserta diingatkan kembali bahwa manusia adalah ciptaan Allah swt, yang memiliki suara hati yang ada pada ke-99 sifat Allah swt (asma’ul husna), kenapa? karena Allah swt yang meniupkan ruhNYA kepada setiap manusia..
apakah kita lupa kepada Allah swt yang menciptakan kita?? apakah kita lupa bahwa Allah selalu melihat apa2 yang kita lakukan??
Para peserta diingatkan kembali peran Nabi Muhammad sejak lahir, pencarian akan Allah swt, diangkat sebagai Rasul, hingga dihujung hayatnya Nabi Muhammad masih memikirkan umatnya..
apakah kita ingat dan selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad?? 
Para peserta diingatkan kembali bahwa begitu banyak bukti kebenaran Allah yang dituangkan dalam AlQur’an..
apakah kita lupa untuk membaca dan mempelajari AlQur’an? apakah AlQur’an hanya sebagai pajangan di rumah saja? 
Para peserta diingatkan kembali bahwa tidak ada satupun yang pasti didalam dunia ini selain MATI.. semua orang di dunia ini akan menghadapi MATI..
apakah kita masih ingat apa tujuan hidup di dunia? apakah kita siap mati? surga atau neraka?
yah.. itu lah sebagian pengalaman yang aku dapatkan selama 2hr mengikuti training ESQ. Berbagai pendapat mengenai training ESQ ini, ada yang merasakan manfaat ato sebagai sebagai solusi, tetapi ada juga yang mempertanyakan mengenai posisi training ESQ, ada juga yang mempertanyakan apakah berguna ato ngga?
klo menurut aku, semua itu kembali pada masing2 orang..
sebelum menilai apakah ESQ hanya pengaruh sesaat saja karena besok2nya sudah lupa lagi, kita sepatutnya pertanyakan lagi pada diri kita, bagaimana pengaruh shalat yg SETIAP HARI kita lakukan?
layaknya orang yang naik haji, tidak semua orang yang naik haji mencapai predikat haji mabrur, mabrur ato tidaknya diperlihatkan oleh tindaktanduknya setelah pulang haji..
wallahu’alam bishshowab..



Tentang ESQ
Training ESQ adalah sebuah fenomena.
Menggugah, dan mampu mengubah kehidup- an seseorang!
Itu salah satu kesimpulan para peserta yang telah mengikuti training ESQ. Hal itu bisa terjadi karena ESQ memang berbeda dari pelatihan lainnya dan bukan sekadar pelatihan kepemimpinan atau manajemen biasa. Training ESQ merupakan pelopor pelatihan yang mengasah sisi spiritual dengan mendalam, bersamaan dengan sisi emosi dan intelektual seseorang. ESQ adalah suatu inovasi mutakhir yang bertujuan untuk membangkitkan dimensi spiritual manusia.

ESQ dengan seksama memandu seseorang dalam membangun prinsip hidup dan karakter berdasarkan ESQ Way 165. Angka 165 merupakan simbol dari 1 Hati pada Yang Maha Pencipta, 6 Prinsip Moral, dan 5 Langkah Sukses. ESQ hadir untuk siapa saja yang berkeinginan untuk membentuk karakter manusia paripurna. ESQ juga merupakan upaya untuk menjembatani rasionalitas dunia usaha dengan spirit ketuhanan. Melengkapi makna sukses dengan nilai-nilai spiritual yang mendalam, menuju esensi bahagia yang sesungguhnya. 

Metodologi Training

Peserta akan dituntun untuk membangkitkan 7 nilai dasar: jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli. Nilai-nilai ini sesungguhnya sudah tertanam dalam diri manusia sejak lahir. Melalui training ESQ ini peserta diarahkan untuk dapat mencapai nilai-nilai dasar tersebut dan membantu menyadarkan adanya kekuatan tersembunyi serta mengerahkan seluruh potensi dirinya untuk kehidupan dan pekerjaan yang lebih produktif.

Yang unik dan membedakan training ESQ dari pelatihan lainnya adalah training dibuat sedemikian rupa sehingga peserta akan merasa seperti menikmati sebuah pertunjukkan yang penuh makna dengan berbagai unsur didalamnya seperti drama, parodi, dan komedi. Sebagai materi pendukung, peserta juga akan diajak terlibat beberapa aktifitas dalam training seperti permainan, simulasi, serta saling berbagi pengalaman diantara peserta. Materi training akan disampaikan secara multimedia yang menggabungkan antara animasi, klip film, efek suara, dan musik. Ditampilkan dengan medium beberapa layar besar, berukuran minimal 2 x 3 meter dengan tata suara sekitar 10.000 watt. Training dilaksanakan di berbagai tempat terpilih dengan standar tertentu untuk memastikan bahwa training dapat berlangsung nyaman dan menyenangkan bagi peserta.
 
Ragam Training
Untuk memperluas jangkauan ESQ, maka pelatihan ESQ dikembangkan menjadi beberapa kelompok. Itu agar penyampaian materi lebih efektif sesuai dengan target partisipan masing-masing. Hingga saat ini, ESQ telah menyentuh hampir ke seluruh tingkatan umur, mulai dari anak-anak hingga usia lanjut.
 
Suasana ESQ Training Eksekutif di Jakarta Convention Center
1. Training Eksekutif
Ditujukan untuk para pemimpin, akademis dan umum. Training ini berdurasi 4 hari dan telah mempunyai alumni lebih dari ratusan ribu orang di seluruh Indonesia.
2. Training Profesional
Kategori ini dilaksanakan dalam 3 hari. Dapat diikuti oleh para profesional, pejabat pemerintahan, dosen, dan anggota masyarakat lainnya.
3. Training Regular
Peltihan dilakukan selama 2 hari. Diperuntukkan bagi usahawan, staf perusahaan, pegawai swasta maupun pemerintahan, guru, dan kalangan masyarakat lainnya.
4. Training Korporasi
ESQ pun dapat dikemas secara khusus menjadi pelatihan korporasi (in house training) bagi organisasi, lembaga, atau perusahaan yang menginginkan adanya perubahan total pada diri karyawannya guna meningkatkan produktifitas. Tak kurang dari 50 perusahaan telah mengikuti training ini, dan telah meluluskan lebih dari 47.000 alumni.
5. Training Mahasiswa
Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa. Sedemikian pentingnya posisi mahasiswa di suatu bangsa membuat ESQ menyadari dibutuhkannya pelatihan khusus bagi mereka. Disampaikan dengan bahasa ringan dan gaya yang sesuai dengan kalangan muda. Selama 2 hari para peserta diajak untuk dapat lebih mudah memahami dan mendalami ESQ sebagai bekal mereka menapaki masa depan.
6. Training Remaja
Masa remaja merupakan masa yang paling menentukan bagi kehidupan seseorang. Untuk itu diperlukan bekal yang kuat agar pribadi remaja dapat kokoh menghadapi semua tantangan dan permasalahannya. ESQ Training Remaja, bagi siswa siswi SMP dan SMA, hadir untuk bisa menemani jiwa remaja untuk menemukan kedamaian dalam pencarian jati dirinya melalui penempaan selama 2 hari.
7. Training Anak-anak
Pembangunan kecerdasan emosi dan spiritual akan lebih mudah bila diterapkan sedini mungkin. Maka ESQ pun melahirkan terobosan, yakni melaksanakan Training Anak. Ditujukan untuk para siswa Sekolah Dasar, berlangsung selama 2 hari.



Testimoni dan Kontak
Dr. Syafii Antonio - Pakar Ekonomi Syariah
“Dari sisi external economic effects, kontribusi ESQ dapat diklasifikasikan kepada aspek kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif puluhan ribu alumni ESQ telah mendapatkan pencerahan dan bersungguh-sungguh taubat atas kekhilafan masa lalu. Di antara mereka adalah para petinggi BUMN, hakim dan panitera, petinggi militer, pengusaha, dan para pejabat publik. Dapat dibayangkan penghematan ekonomi yang terjadi ketika para pejabat dan pengusaha menghentikan aksi korupsi dan aji mumpung mereka. Di samping itu, kesadaran spiritual juga sejalan dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility, dua konsep yang sangat menetukan keberlangsungan pembangunan suatu bangsa, bisnis dan masyarakat. 
Prof. dr. Usman Chatib Warsa, Phd Sp Mk 
- Rektor Universitas Indonesia
Sukses adalah harapan semua orang di jaman moderen ini. Ternyata untuk mencapai hidup sukses tidak cukup dengan mengandalkan IQ saja, namun dibutuhkan kematangan serta ketrampilan emosional dan spiritual kita. Buku ESQ ini penting dan perlu dibaca serta diamalkan oleh mereka yang mendambakan hidup sukses dan bahagia di dunia dan di akhirat.
AM Fatwa - Wakil Ketua MPR RI
Banyak orang bilang bahwa penjara merupakan tempat ideal bagi pembelajaran hidup dan mental, begitu pula yang dikatakan Nehru. Namun saya terus mencari ilmu sebagai bekal hidup. Ternyata apa yang saya cari saya dapatkan di ESQ. Training ESQ yang hanya empat hari mampu menjadi ‘sekolah’ lain yang memberikan saya ilmu kehidupan yang berbeda dengan apa yang saya dapatkan di penjara.
Mohamad Isnaini - Dirut Pertamedika
Sejak ikut ESQ, karyawan saya di RS Pertamedika Balikpapan berubah. Mereka terlihat lebih tulus dan lebih ramah kepada pasien. Tentunya ini meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien dan 
meningkatkan pendapatan rumah sakit.
Ir. Abdul Malik Halik, MM 
- Direktur Utama PTPN VIII, Bandung
Perubahan budaya kerja memang memakan waktu yang tidak sedikit. Namun ESQ telah membantu proses perbaikan budaya kerja di PTPN VIII dengan amat baik. Zero Mind Process benar-benar berjalan saat ini Di PTPN VIII. Hal ini terlihat dari tingkat kedisiplinan yang semakin tinggi, rasa tanggungjawab telah benar-benar hadir di setiap departemen. Hasilnya produktifitas pun meningkat.
Aknasio Sabri - President Direktur PT Arun NGL
Setelah mengikuti training ESQ, terbukti motivasi karyawan meningkat. Tak ada lagi karyawan yang mengeluh dan bergaya protes. Yang ada hanya penyampaian aspirasi secara santun. Sehingga hubungan karyawan dengan manajemen menjadi lebih bagus, tidak kaku.
HM. Irawady Joenoes, SH – Komisi Yudisial RI
Training ini memberikan kesadaran tertinggi bahwa setiap tindakan yang dilakukan selalu diawasi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dwiki Dharmawan - Musisi
Saya tak menyangka ada training seperti ini. Luar biasa! Saya mendpatkan pengalaman baru yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Ternyata IQ, dan EQ saja belum mencukupi, masih dibutuhkan SQ untuk mendapatkan kesuksesan hidup dunia dan akhirat.
Arzeti Bilbina - Model
Menurutku metode ESQ bagus ya, karena secara tidak langsung membangun kesadaran kita misalnya tentang kecintaan kita kepada anak.
Astri Ivo - Artis
Training ESQ inspiring! Di sini kita benar-benar merasakan persaudaran yang erat dengan sesama.
  
 


Bisnis” dengan Tuhan
Oleh ARY GINANJAR AGUSTIAN
ORBIT alam semesta adalah teladan terindah konsep keteraturan. Ia adalah sistem yang dipelihara Yang Maha Kuasa, dalam kesatuan mekanisme yang tertata penuh keseimbangan. Rangkaian siklus kehidupan semesta raya usai proses penciptaan oleh-Nya. Ia yang secara sunatullah selalu terjaga dalam mekanisme kesempurnaan. Inilah Well Organized Principle, yaitu kemampuan untuk membuat sebuah mekanisme terpelihara dalam garis orbitnya. 
Tanpa sadar, seringkali kekurangdisiplinan mengabaikan kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan. Saat keberhasilan mengupayakan kebaikan pada klien, kita alpa pada kebaikan selanjutnya, yang harusnya terus dipelihara dan ditingkatkan. Inilah alasan mengapa kunci Well Organized Principle adalah kedisiplinan. Kedisiplinan mampu memelihara siklus kebaikan meski ketika kita telah merasa letih pada nasabah, pelanggan dan konsumen. 
Seperti Allah, yang selalu tak bosan menumbuhkembangkan dedaunan hijau, merontokkan helai daun dan kelopak bunga yang layu. Melahirkan yang tumbuh, mendatangkan kematian. Tiada lelah mengiringi sifat-Nya. 
Dalam bisnis, membangun sebuah usaha adalah kemampuan memelihara sistem yang telah ada, dan senantiasa selalu meningkatkannya. Inilah beda antara sistem pengelolaan manusia yang harus selalu ditingkatkan, dengan sistem manajemen Allah yang maha sempurna. Merujuk ke Q.S. Ar Rahmaan ayat 1-13, maka pebisnis yang baik sejatinya harus menyimak makna yang terkandung di dalamnya. Yakni, pebisnis harus bersifat rahmaan (kasih sayang), memerhatikan hukum alam, menciptakan produk/jasa yang unggul, dan memiliki nilai yang sesuai dengan fitrah. Dibutuhkan pula keteraturan dan keseimbangan, tunduk patuh pada sistem perusahaan yang telah ditetapkan dan tingkatkan terus kualitas dengan berpegang pada hukum alam.
Selain itu, jangan pernah keluar, apalagi meruntuhkan keseimbangan, bersikap adil, jujur dan penuh perhitungan, menyiapkan bumi sebagai fasilitas pelayanan, dan tampilkan dengan indah produk & jasa Anda. Ingat, jangan pernah berhenti menampilkan keindahan dari produk/jasa Anda. Terakhir, nikmat mana kah dari Tuhanmu yang kau dustakan?
Demikianlah gambaran sebuah usaha/bisnis yang berbasis pada keseimbangan alam. Ia adalah rona keindahan sifat-sifat Ilahiah yang dipersonifikasikan sebagai kelopak mayang serta putik bunga inovasi dan ide kreatif yang menggayut teguh di tangkai batang sistem pengaturan alam semesta yang kokoh. Fa bi ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaan.***
M. Razib Abu Bakar Jadi Pengarah ESQ
AWALNYA Muhammad Razib Abu Bakar menjalani profesi sebagai insinyur teknik, tapi hidupnya berubah drastis setelah berkenalan dengan training ESQ. "Saya ikut training ESQ di Padang, Sumatera Barat, pada Desember 2004 bersama dengan istri saya Sharifah Noorul Huda. ESQ saat itu belum masuk ke Malaysia," katanya.
Ditemui di Bukittingi, belum lama ini, Razib menceritakan awalnya ia hanya membaca buku "ESQ Power" karya Ary Ginanjar Agustian. "Kalau IQ dan EQ saya sudah tahu, tapi belum tahu ada tajuk buku 'ESQ Power'. Setelah saya baca, saya berjanji apabila penulis buku mengerjakan apa-apa yang ia tulis, maka saya harus bertemu dengannya," katanya.
Menurut Razib, umumnya buku sebatas tulisan, namun ESQ memiliki kelebihan karena disertai dengan training. "Pak Ary Ginanjar itu bukan penceramah melainkan trainer. Kalau penceramah hanya bicara dan yang lainnya mendengarkan, tapi kalau trainer langsung turun bersama dengan peserta sehingga menjadi bagian dari peserta," ucapnya. 
Setelah ikut training ESQ, Razib kini beralih menjadi pengarah (penasihat) ESQ Leadership Centre, Sdn.Bhd, yang didirikan ESQ Leadership Centre Jakarta dan alumni ESQ dari Malaysia. "Pada tahun 2006 kita mengadakan tiga training di Malaysia, sedangkan tahun 2007 sudah ada dua training. Jumlah seluruh alumni ESQ Malaysia di atas 700 orang, " katanya.
Razib menambahkan, training ESQ mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat dan pejabat Malaysia sehingga tahun 2007 ini setiap bulan ada training. "Perusahaan besar seperti Petronas, Bank Muamalat, Tabung Haji, Hospital Kuala Lumpur, dan lain-lain sudah mengirimkan karyawannya untuk ikut training," katanya.(Sarnapi/"PR")***


Geliat ESQ di Gorontalo 


Kepak sayap ESQ terus berkembang di Indonesia Timur. Di Gorontalo, yang merupakan provinsi ke-32, telah berhasil diselenggarakan training ESQ. Untuk angkatan pertama, secara swagriya (in house), Pemerintah Provinsi Gorontalo melaksanakannya pada Oktober 2006, diikuti oleh Gubernur Gorontalo, Fadel Muhammad. Pelatihan ESQ adalah pilihan sang gubernur. Apalagi, setelah terpilih untuk kedua kalinya, ia lalu menyanangkan Gorontalo sebagai Provinsi Inovasi dan Spiritual.
Bagai bola salju, training ESQ terus menggelinding membesar. Berbagai lembaga seperti antri untuk mengikutinya. Lihat saja, selama Maret dan April, di provinsi yang dilahirkan pada 5 Desember 2000 dan diresmikan 16 Februari 2001 oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah itu, dilangsungkan sejumlah pelatihan ESQ. Mulai dari training di Diknas Provinsi (3-4 Maret), berlanjut ke Training ESQ Peduli Pendidikan (PP), pelatihan di Universitas Gorontalo, Pemprov Bag BKD, Pemprov Biru Keuangan, PP Kedua, Publik/Reguler, swagriya Universitas Gorontalo Kedua, swagriya Remaja SMA Insan Cendekia, swagriya Remaja di Universitas Gorontalo Kedua, dan Pemkab Gorontalo (6-8 April). 
Maka, jumlah alumni di sana pun berkembang pesat. Dari hanya 150 orang, kini telah mencapai angka lebih dari 2.000 orang alumni ESQ. Pertumbuhan yang cepat dalam waktu singkat. Itu, boleh jadi merupakan salah satu langkah strategis mewujudkan misi mulia menjadikan Gorontalo Provinsi Inovasi dan Spiritual. 
ESQ memang telah menjadi harapan baru. Dengan training ini saya bermaskud mengubah moral pegawai, kata Fadel. Pria ganteng itu sangat terkesan dengan pelatihan ESQ. Seharusnya training-training yang diadakan pemerintah diubah. Jangan terlalu lama. Memakan banyak waktu dan tidak efektif, ujarnya. 
Ia melihat ada tiga hal menarik dari ESQ. Pertama, materi yang disampaikan sangat padat, dan penyajiannya yang modern membuatnya tidak membosankan. Kedua, setiap peserta menemukan sesuatu yang baru, dalam berkomunikasi dengan Tuhan maupun manusia. Ketiga, dalam waktu yang singkat, mereka mengetahui agama secara lebih modern. Fadel menegaskan, bukan hanya orang yang tidak tahu agama, orang yang memahami agama pun pasti tertarik dengan metode ESQ. 
Tokoh masyarakat lain pun menyambut positif. Peran ESQ sangat relevan dengan misi yang kami miliki saat ini, kata Wakil Gubernur Ir. Gusnar Ismail, MM. (lihat: Wawancara). ESQ itu sebagai motivasi mewujudkan visi dan misi, ujar Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Idris Rahim, melalui pesan singkat. Sementara, Rektor Universitas Gorontalo, Nelson Pomalingo berkata,Gorontalo sebagai provinsi inovasi dan spiritual mengawinkan IQ dengan ESQ. Dengan begitu, pendidikan untuk pengembangan IQ dan training ESQ sangat penting untuk mencapai misi provinsi.
Dari jajaran kepolisian, kesan serupa juga terungkap. Saya bersyukur bisa mengikuti training ESQ, ujar Kapolres Gorontalo AKBP Herwan Chaidir. Ia mengaku, setelah ESQ, ia kini lebih mengenal siapa penciptanya dan dirinya sendiri. Pengalaman spiritualnya itu ia coba jalankan dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan 7 Nilai Dasar ESQ. Misalkan visioner, saya ingin polisi ada di hati masyarakat. Masyarakat cinta dan mendambakan kepolisian,” katanya. 
Begitu juga dalam hal tanggungjawab. Menangani kasus sudah tanggungjawab kami di kepolisian. Pernah berjanji mengungkap kasus dalam tujuh hari, tapi karena tanggungjawab hanya tiga hari, kata perwira yang sukses membongkar kasus narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Gorontalo itu. Karena itu, ia sangat mendukung ESQ. (ERWYN KURNIAWAN, EKKY IMANJAYA).

Kiprah Pelatihan Kepemimpinan ESQ di Kepri


Belum Dua Tahun, Hasilkan 5.300 Alumni
BATAM (BP) - Setiap kebangkitan besar sebuah bangsa atau di balik suskes perusahaan besar, pastilah ada mission statement yang memotivasi dan menjadi sumber kekuatan mereka. 
SEJATINYA, setiap orang harusnya mempunyai visi dan misi terhadap masa depan sebelum melangkah. Namun yang lebih penting adalah meneguhkan hati mencapai tujuan itu dengan penuh keyakinan dan sikap optimis. Jika kedua hal ini telah ada, akan tercipta sebuah kekuatan yang yang mendorong seseorang mencapai cita-citanya.

Pusat pelatihan kepemimpinan (leadership center) Emotional Spiritual Quotient (ESQ) hadir di Batam sejak Agustus 2005 lalu. Hingga kini, alumni training ESQ Batam telah mencapai 5.300 orang. Mereka terhimpun dalam Koordinasi Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ. Untuk wilayah Kepri, dipimpin Iskandar Alamsyah.

Dari beberapa pengakuan beberapa alumni, training ESQ sangat jauh berbeda dengan training leadership lain. Pasalnya, dalam ESQ, sisi yang diasah tak hanya intelektual namun juga spiritual dan emosi secara mendalam. 

Seorang alumni training ESQ mengatakan, training ESQ adalah sebuah fenomena. Menggugah dan mampu mengubah kehidupan seseorang. Selain itu juga suatu inovasi mutakhir yang bertujuan untuk membangkitkan dimensi spiritual manusia.

Dalam training-training yang digelar ESQ, dibahas hal-hal baru yang sebelumnya 
tidak terbayangkan oleh peserta. Peserta diajak menjelajahi alam luar dirinya dan merefleksikannya ke dalam diri. Melalui pendalaman ini, peserta bisa tahu kenapa ia dilahirkan, bagaimana menjalani hidup dan akan dibawa kemana hidup ini. 

”Dulu, kalau mendengar azan, saya cuek saja, tidak buru-buru salat. Setelah mengikuti training, saya merasa salat bukan hanya kewajiban, tapi kebutuhan,” ujar Pimpinan Kepala Cabang ESQ Batam, Eka Surya yang juga pernah mengikuti training ESQ.

Usai mengikuti training, diakuinya banyak sisi dalam dirinya yang berubah. Merasa banyak manfaat yang didapat, ia pun melanjutkan informasi ini kepada orang terdekatnya. Hal ini juga dikatakan salah satu alumni training ESQ yang kemarin sore mendaftarkan putrinya. ”Saya pernah ikut training di Jakarta, saya merasakan sendiri, training ESQ banyak manfaatnya. Sekarang saya mau mendaftarkan anak saya,” akunya kepada Batam Pos, Kamis (26/4) kemarin.

Sebagai orangtua yang ingin anaknya menjadi generasi unggul, ia tak segan mengeluarkan uang ratusan ribu. ”Itu hanya sebuah investasi kecil. Bandingkan dengan manfaat yang akan didapat,” katanya.

Guna mewujudkan cita-cita mencapai generasi Indonesia Emas 2020 yang cerdas dalam tiga bidang itu, ESQ juga memberi pelatihan gratis bagi guru. Pembebasan biaya ini dicover dari sumbangan ‘semir sepatu’ yang diberikan peserta seikhlasnya usai training. ”Setelah dana yang terkumpul mencukupi, kami adakan training. Bulan lalu (Maret, red), kami mengadakan training gratis bagi guru-guru sebanyak 600 orang,” ujar Eka.

Rencananya, dalam waktu dekat, pihaknya juga akan menggelar training gratis bagi anak yatim. ”Jumlahnya kami belum tahu. Harapan kami, seluruh anak yatim di Batam, tapi itu tergantung dana lagi,” katanya ditemui di kantor ESQ, Seipanas kemarin.(weny)

Pendidikan Tauhid dari Ismail
Oleh ARY GINANJAR AGUSTIAN
DUA hari lagi seluruh bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Sebuah peringatan bagi kita semua untuk memperhatikan masalah pendidikan sebagai fondasi awal membangun bangsa dan karakter masyarakatnya.
Tentu kita prihatin dengan mutu pendidikan di Indonesia yang salah satunya tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Laporan UNDP pada akhir tahun 2006 menunjukkan dengan pendapatan per kapita 3.609 AS dollar (sekitar 3,5 juta rupiah), maka IPM Indonesia menempati peringkat 108 dunia. "Angka Harapan Hidup (AHH) Indonesia sebesar 67,2, angka melek huruf 90,4 persen, dan Angka Partisipasi Kasar (APK) 68 persen," katanya.
Dengan indikator tersebut, maka IPM Indonesia masih jauh dibandingkan Singapura di peringkat 25, Brunei Darussalam peringkat 34, Malaysia peringkat 61, dan Phlipina peringkat 84.
Selain kemampuan akademik (IQ), pendidikan Indonesia juga perlu pembenahan dari kecerdasan emosional dan spiritualnya (ESQ). Pendidikan telah melupakan fondasi penting dalam membentuk karakter atau akhlak anak yakni penanaman nilai tauhid.
Fondasi tauhid ini tidak akan bisa dilepaskan dari kiat Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail, sehingga dengan tauhid kuat bisa mengarungi "samudera" tantangan dan hambatan. 
Sang ayah yang juga guru bagi anaknya, Nabi Ibrahim, dengan jiwa penuh pengorbanan dan semangat kecintaan akan tauhid, menempatkan cinta dari segala bentuk cinta yang ada hanya kepada Sang Empunya Cinta, Allah SWT. Ada juga nuansa tauhid yang lain, dari perspektif "orang yang dikorbankan". Dia lah Ismail. 
Sekian lama peringatan Idul Qurban datang dan pergi, silih berganti, dan hadir kembali mengetuk kehidupan kita dengan pemaknaan tunggal "pengorbanan sang ayah" untuk menomor-sekiankan kecintaannya pada anak. Namum, pernahkah kita menerawang jauh, memahami kebesaran jiwa seorang anak yang masih belia bernama Ismail, yang harus menghadapi ujian yang seberat itu? 
Ketika sang ayah, Ibrahim gundah memikirkan perintah Sang Kuasa untuk "mengorbankan" Ismail sebagai wujud kecintaan absolutnya kepada Ar Rahmaan, sungguh tak terbayangkan dalam benak saya, seorang anak semuda Ismail mampu mengeluarkan kata-kata bijak, menguatkan ketidakberdayaan sang ayah.
"Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." 
Subhanallah, percakapan Ismail kepada ayahandanya itu memberi nuansa yang lain dalam menggambarkan ketauhidan seorang anak. Kesejukan "cinta" dan teguhnya "kesabaran", berhasil ia padukan dalam rangkaian "keberserahdirian" yang nyaris sempurna dari seorang anak manusia kepada Khaliqnya. 
Inilah yang berhasil dimenangkan dan dicontohkan oleh Ismail dan amat jarang ditemui di kalangan para muda di sekitar kita. Di tengah pendidikan yang berubah-ubah konsepnya ternyata belum mampu mewujudkan anak sekelas Ismail. Pendidikan lebih menekankan keberhasilan IQ, sedangkan ESQ kurang disentuh.
Mudah-mudahan semangat tauhid dan kecintaan kedua ayah-anak ini kepada Yang Maha Kuasa, mampu kita semaikan kepada anak-anak kita serta generasi muda anak bangsa yang tentu saja harus dimulai dari diri kita sendiri. Seperti sang ayahanda Ibrahim yang telah memberi contoh nyata kepada putranya Ismail, dimulai dari dirinya sendiri. Teladan itu juga bisa diberikan seorang guru kepada para siswanya.***
Tasya Ayu Rahmi
"Cerdas" Ikut ESQ
KENIKMATAN mengikuti training ESQ sudah lama dirasakan seorang anak bernama Tasya Ayu Rahmi yang kini duduk di kelas III-A SD Salman Al Farisi Jln. Tubagus Ismail VIII Bandung. "Ingin sekali lagi ikut training ESQ. Training-nya ramai, banyak mainan, dan bisa ketemu teman-teman," kata Tasya yang akrab dipanggil Aca.
Lebih jauh, anak dari dosen ITB, Prasetyo Effendi dan Ny. Putri Rita, mengatakan, ikut ESQ Kid's pada bulan Oktober 2006 lalu karena dianggap sebagai anak "cerdas". "Ya kata teman-teman Aca itu anak "cerdas", cerewet dahsyat, karena bicaranya seperti enggak mau berhenti," katanya tersenyum.
Selain itu, Aca juga diajak kakaknya yang aktif sebagai Alumni Training Support (ATS) di setiap training ESQ. "Aca ingin aja ikut training ESQ apalagi diajak oleh kakak. Eh, training ESQ itu menyenangkan karena bisa ketemu teman-teman dan bermain bersama," ucapnya.
Mengenai pengalaman menarik saat di training ESQ, Aca mengatakan, baru bisa menangis ketika teringat dosa-dosa kepada kedua orangtuanya. "Kalau dipanggil orangtua, maka Aca harus dipanggil berkali-kali baru datang. Nah, dosa ini yang Aca ingat terus,"katanya.
Aca berjanji akan menjadi anak yang berperilaku baik dan bisa menyenangkan kedua orangtuanya. "Setelah ikut ESQ sepertinya Aca lebih pendiam, tapi kadang "cerdasnya" juga masih ada," katanya.(Sarnapi/"PR")***


Ikuti Pelatihan ESQ 


Senin, 7 Mei 2007
JAKARTA (Suara Karya): Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dikenal masyarakat luas dari kegiatan mereka melakukan unjuk rasa mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah, khususnya kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat luas, terutama masyarakat miskin.
Selama dua hari terakhir, Sabtu dan Minggu kemarin, sekitar 300 mahasiswa dari unsur pengurus BEM berkumpul di Graha Citra Caraka Telkom Jakarta. Mereka berasal dari 27 universitas se-Jadetabek, Yogyakarta, Lampung, dan Bandung. Sebagian di antaranya berasal dari dua organisasi mahasiswa nasional, yakni Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia dan Forum Silaturahmi Mahasiswa Ekonomi. 
Tapi mereka di sana sedang tidak melakukan unjuk rasa. Para mahasiswa itu mengikuti pelatihan atau training Emotional and Spiritual Quotien (ESQ).
"Mahasiswa sebagai penerus bangsa harus menjadi agen utama perubahan moral bangsa. Dalam konteks inilah training ESQ ini dilakukan," ujar Ary Ginanjar Agustian, pimpinan ESQ Leadership Training itu.
Ia menjelaskan, masalah utama yang dihadapi sesungguhnya oleh bangsa Indonesia adalah masalah moral. "Krisis multidimensi yang dihadapi bangsa selama ini semua bermuara dari krisis spiritualitas dan itu bersumber dari krisis kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Melihat," kata Ary Ginanjar Agustian.
Lebih dalam ia mengingatkan, bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang religius. Tiap musim haji, jumlah dari Indonesia terbesar. 
Lalu lihat juga, mesjid-mesjid penuh tiap bulan Ramadhan untuk shalat tarawih. "Tapi bangsa kita masih dikategorikan bangsa terkorup kedua di Asia. Itu semua terjadi karena kita tidak merasa selalu melihat dan dilihat oleh Tuhan. Itulah penyebab krisis yang paling utama," katanya.
Pertanyaan Mendasar

Ary meneruskan, dengan training ESQ ini akan terjawab pertanyaan mendasar, untuk apa saya dilahirkan, untuk apa saya hidup, dan mau ke mana saya menuju. Dengan kesadaran spiritual ini mahasiswa akan menjadi motor penggerak perbaikan moral.
"Dengan kecerdasan emosi yang tinggi, mahasiswa akan mampu merasakan keadilan di sekelilingnya, peduli masalah masyarakat," katanya.
Ary juga menambahkan bahwa kecerdasan intelektual yang diasah di kampus akan dimanfaatkan menuju nilai-nilai spiritualitas sebagai pengabdian kepada Tuhan. Dengan kecerdasan spiritual yang tinggi, saya yakin para mahasiswa memiliki keyakinan tentang keberadaan dan kebesaran Tuhan dan menjadi agen perbaikan moral bangsa. 
Training dua hari yang didukung PT Telkom dan Baznas disebut dengan istilah Training ESQ Generasi Emas Ke-2. Ketua panitia acara itu, Eka Sakti Oktoharianto dari Fakultas Kedokteran UI, menyatakan, manfaat luar biasa yang dirasakan mahasiswa setelah mengikuti training ESQ, khususnya pada training ESQ Generasi Emas Angkatan 1. 
"Itulah mengapa kami ingin agar seluruh mahasiswa mendapat kesempatan yang sama. Untuk awal, kami berharap ikutnya para aktivis mahasiswa yang tergabung dalam BEM akan menjadi motivator bagi mahasiswa lain untuk menyadari bahwa kecerdasan intelektual yang kita pelajari di kampus tidaklah berarti apa-apa tanpa dibarengi dengan kecerdasan emosional dan spiritual," katanya. (Dwi Putro AA)


ESQ 165 Disambut Dunia Barat di Oxford 


Ary Ginanjar Agustian mendapat kesempatan berbicara di hadapan peserta dari dunia Barat yang digelar di Oxford Inggris oleh Prof Dr Danah Zohar dan Prof Dr Ian Marshall pada 11-18 Maret lalu. ESQ 165 diapresiasi oleh para pakar spiritualitas dari berbagai belahan dunia. Gaungnya hingga kini masih terasa, khususnya bagi para alumni ESQ.
Respons yang amat positif datang dari para peserta yang rata-rata pakar SDM dan SQ dari berbagai agama dan negara. Pertemuan itu dihadiri oleh peserta dari Amerika, Inggris, Denmark, New Zealand, Australia, Afrika Selatan, Nepal, India, Dubai, Slovenia dan Karibia. Setidaknya, ada tiga hal penting dari ajang internasional bergengsi itu.
Pertama, para peserta dari dunia Barat tersadarkan bahwa selama ini kesan negatif terhadap Islam ternyata keliru (baca: Komentar). Bahkan, para peserta menghampiri dan menangis sambil merangkul Ary. Mereka menyadari keindahan dan keagungan Islam dan Al-Quran. Para profesor dan doktor itu yakin, ESQ dapat turut menciptakan perdamaian dunia. 
Tidak ada orang lagi yang bisa benci dengan Islam setelah presentasi Ary. Media di Inggris selama ini salah mempersepsikan Islam. Kita akan bawa ide Ary ini ke dunia Barat supaya mereka mengerti, ujar Prof Dr Danah Zohar, tuan rumah yang terkenal lewat bukunya, Spiritual Capital.
Kedua, momen itu adalah sebuah langkah maju bagi terwujudnya Dunia Emas 2050. Respon mereka yang luar biasa ini semakin menambah keyakinan saya bahwa ESQ 165 dapat diterima oleh semakin banyak bangsa di dunia, khususnya dunia Barat, ujar Ary Ginanjar. Ini benar-benar membangkitkan semangat saya untuk memasuki babak baru menyebarkan nilai ESQ 165 ke dunia Barat, imbuh pria yang selama di Oxford dan London ditemani sang adik, Dyah Utami Aryanti, yang sering disapa Intan.
Ketiga, para ahli spiritual dunia itu tidak hanya tersadarkan dan tercerahkan, tetapi juga akan siap membantu. Mereka menyatakan akan turut menyebarkan nilai-nilai ESQ 165 di negara masing-masing. Respons dari peserta yang umumnya para trainer SDM kelas dunia itu, sangat positif . Bahkan, Ary diminta oleh Almir Filsar, peserta dari Slovenia, untuk berbicara tentang ESQ 165 untuk korban perang serta konflik etnis Bosnia di Sarajevo.
Ary, sang penemu ESQ Model, pada mulanya tak pernah membayangkan akan memaparkan ESQ dalam sebuah forum internasional, dan dalam bahasa Inggris. Padahal, ia harus berbicara di hadapan peserta yg tidak mengenal Islam, bahkan semula mereka umumnya berpikiran negatif tentang Islam. Saya sendiri benar-benar terkejut karena dapat membawakan materi ESQ dalam bahasa Inggris dengan sangat lancer, seperti saya memberikan training ESQ dalam bahasa Indonesia. Ini semua karena pertolongan Allah, katanya. 
Hasil pemaparan ESQ di Oxford mudah-mudahan menambah keyakinan dan semangat para alumni ESQ dalam menyebarkan nilai-nilai 165 ke seluruh dunia, kata Ary lagi.

Khamis, 30 Julai 2009

ESQ Selari Dengan Islam


ESQ Selari Dengan Islam


June 8, 2009 by Im Koyube @ iLuvislam.com  
Filed under Berita ESQ, Media Room


Putrajaya – Mufti Perak, Tan Sri Harussani Zakaria berkata, kursus ESQ 165 tidak bercanggah dengan ajaran Islam dan boleh diteruskan dalam usaha membentuk modal insan demi pembangunan negara.

Tan Sri Harussani Zakaria


Beliau yang turut menghadiri kursus selama 3 hari di Pusat Konvensyen Antabangsa Putrajaya (PICC) berkata, beliau mendapati tidak terdapat sebarang elemen yang diajarkan sepanjang kursus tersebut bercanggah dengan ajaran Islam.

“Saya berada di sini dan mengikuti setiap sesi. Saya mendapati apa yang diajarkan kepada peserta adalah sesuatu yang amat berfaedah untuk melahirkan insan yang dapat memberikan manfaat ke arah pembangunan negara. Saya akan berusaha menghadiri kursus ESQ di masa hadapan bagi mengikuti perkembangan dan isi yang disampaikan dari semasa ke semasa. Sekiranya ada mana-mana modul yang bercanggah dengan ajaran atau nilai budaya kita, saya tidak akan ragu-ragu untuk menegur ESQ,” katanya kepada lebih 1000 peserta dari pelbagai agensi kerajaan dan swasta termasuk persenderian.

The ESQ Way 165 yang mensinergikan kekuatan IQ (Intelectual Quotient), EQ (Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient) bagi melahirkan manusia cemerlang yang memiliki kekuatan karakter dan membawa perubahan drastik yang positif diilhamkan oleh Dr. Ary Ginanjar Agustian dari Indonesia.

Angka 165 dipilih bagi memberi makna iaitu, satu hati yang ihsan, 6 (prinsip moral) berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 (langkah) berdasarkan 5 Rukun Islam.

Sementara itu, Director Jeneral Department Agama Republik Indonesia, Professor Dr. Nasaruddin yang turut hadir berkata, ESQ yang dijalankan di seluruh dunia adalah unsur bina insan yang meletakkan niali murni keagamaan dan usaha pembentukan ummah di seluruh dunia.

“Apa yang saya ikuti sekian lama ESQ adalah diajar dengan menerapkan dan mengambil nilai-nilai murni Islam. Oleh itu ia wajar disokong. Bagi saya adalah satu dosa sekiranya kita menghalang sesuatu yang baik untuk kepentingan ummah,” katanya.

Beliau yakin dengan tersebarnya idea-idea ESQ di Malaysia dan kini memiliki lebih 30,000 alumni akan mewujudkan tenaga kerja yang cemerlang bukan sahaja untuk pembangunan negara tetapi kesejahteraan keseluruhannya.

ESQ cara mencari keseimbangan dalam diri



ESQ cara mencari keseimbangan dalam diri

Oleh FAIZAH IZZANI ZAKARIA (WARTAWAN UTUSAN)


MANUSIA sentiasa berlumba-lumba untuk mendapatkan apa yang diingini dalam masa yang pantas tanpa menyedari kehendak mereka itu belum tentu dapat memberi kebahagiaan atau kepuasan diri.

Oleh sebab itu, manusia sentiasa mengalami keresahan dan kegelisahan yang luar biasa sehingga menyebabkan mereka terasing daripada diri sendiri.

Keadaan itu mengakibatkan wujudnya fenomena seperti gangguan jiwa, moral dan masalah sosial di kalangan mereka yang tidak mengira usia, pangkat mahupun tahap pendidikan.

Masyarakat pula sering membangkitkan sebab wujudnya masalah sosial seperti rasuah, penagihan dadah ataupun membunuh dan cenderung menyalahkan sesuatu pihak apabila ia terjadi.

Sering kali juga kita cuba mencari jawapan kepada segala permasalahan yang wujud di kalangan masyarakat hari ini kerana ia sukar diselesaikan.

Sama ada sedar atau tidak, kecerdasan emosi dan rohani atau Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang tidak seimbang sebenarnya punca kepada berlakunya masalah tersebut dan kegagalan manusia mencari jawapan kepada apa yang diperlukan dalam hidup.

ESQ juga sebenarnya amat berhubung kait dengan pembangunan modal insan yang membentuk peribadi manusia yang baik dan masyarakat boleh dilatih supaya kecerdasan emosi dan rohani dapat diseimbangkan.

Di Malaysia, pembangunan modal insan mula diperluaskan oleh pemimpin kerajaan kerana mahu rakyat negara ini sedar betapa pentingnya mempunyai keperibadian diri yang unggul dalam membangunkan negara.

Menyedari perkara itu, ESQ Leadership Center Sdn. Bhd., sebuah syarikat konsultan, mula memperkenalkan latihan bercorak pembangunan modal insan kepada pelbagai golongan masyarakat di negara ini terutamanya profesional dan pelajar.

Pencarian

Pengurus Besarnya, Marhaini Yusoff berkata, modul latihan ESQ Way 165 mula diasaskan oleh seorang ahli akademik dari Indonesia, Dr. Ary Ginanjar Agustian, yang memulakan pencarian sebenar erti kehidupan diri sendiri sejak zaman remajanya lagi.

Latihan tersebut yang berteraskan ajaran agama Islam diperkenalkan bertujuan melahirkan manusia yang unggul dari sudut emosi dan kerohanian dengan cara mengembangkan potensi diri. 

Angka 165 merupakan simbol bagi satu hati yang ihsan, enam prinsip moral berdasarkan Rukun Iman dan lima langkah kejayaan berteraskan Rukun Islam.

Jelas Marhaini, dalam pencarian tersebut, Ari Ginanjar telah melalui pelbagai pengalaman hidup dan setiap apa yang dilalui beliau akan menimbulkan persoalan mengenai matlamat sebenar kehidupannya.

“Pembangunan manusia telah lama menjadi perkara yang sentiasa dibincangkan di Indonesia kerana masalah sosialnya meruncing, jadi satu penyelesaian perlu dicari dengan segera,” kata Marhaini kepada Utusan Malaysia baru-baru ini. 

Marhaini berkata Ari Ginanjar mengaitkan keseimbangan emosi dan spiritual manusia sebagai jalan untuk menemukan erti kehidupan dan apabila kedua-dua elemen itu terpisah, maka akan wujud masalah dalam diri manusia.

Di dalam salah satu buku tulisan Ari Ginanjar, ESQ : The ESQ Way 165, 1 Ihsan, 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, penulis itu mengatakan bahawa manusia harus memiliki konsep duniawi atau kepekaan emosi dan kecerdikan (IQ) yang baik.

“Namun menurutnya, kecerdasan emosilah yang lebih mampu menentukan kejayaan seseorang kerana sering kali terbukti bahawa orang yang memiliki kecerdasan otak sahaja atau memiliki gelaran tinggi, belum tentu akan berjaya,” katanya. 

Marhaini berkata, lebih menarik, pengasas ESQ itu turut mengutarakan proses penjernihan emosi dalam latihan ESQ yang diperkenalkan iaitu terdiri daripada tujuh belenggu yang menyebabkan manusia menjadi ‘buta’ sehingga terjerumus dalam kejahatan, kecurangan, kekerasan ataupun kerosakan.

“Kesemua tujuh faktor itu mampu mempengaruhi cara berfikir manusia dan oleh itu kita patut mengenali faktor-faktor keruntuhan itu dan melihatnya secara jelas,” katanya.

Menurut Marhaini, setelah latihan ESQ mula diperkenalkan di Malaysia akhir 2006, seramai 6,500 orang yang terdiri daripada eksekutif muda, profesional dan golongan pembuat keputusan menyertai latihan itu.

Malah, tambah Marhaini, ESQ tidak hanya ditujukan secara eksklusif kepada individu Islam, malah ia sesuai untuk semua individu tanpa mengira agama atau bangsa

ESQ cara mencari keseimbangan dalam diri

ESQ cara mencari keseimbangan dalam diri

Oleh FAIZAH IZZANI ZAKARIA (WARTAWAN UTUSAN)


MANUSIA sentiasa berlumba-lumba untuk mendapatkan apa yang diingini dalam masa yang pantas tanpa menyedari kehendak mereka itu belum tentu dapat memberi kebahagiaan atau kepuasan diri.

Oleh sebab itu, manusia sentiasa mengalami keresahan dan kegelisahan yang luar biasa sehingga menyebabkan mereka terasing daripada diri sendiri.

Keadaan itu mengakibatkan wujudnya fenomena seperti gangguan jiwa, moral dan masalah sosial di kalangan mereka yang tidak mengira usia, pangkat mahupun tahap pendidikan.

Masyarakat pula sering membangkitkan sebab wujudnya masalah sosial seperti rasuah, penagihan dadah ataupun membunuh dan cenderung menyalahkan sesuatu pihak apabila ia terjadi.

Sering kali juga kita cuba mencari jawapan kepada segala permasalahan yang wujud di kalangan masyarakat hari ini kerana ia sukar diselesaikan.

Sama ada sedar atau tidak, kecerdasan emosi dan rohani atau Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang tidak seimbang sebenarnya punca kepada berlakunya masalah tersebut dan kegagalan manusia mencari jawapan kepada apa yang diperlukan dalam hidup.

ESQ juga sebenarnya amat berhubung kait dengan pembangunan modal insan yang membentuk peribadi manusia yang baik dan masyarakat boleh dilatih supaya kecerdasan emosi dan rohani dapat diseimbangkan.

Di Malaysia, pembangunan modal insan mula diperluaskan oleh pemimpin kerajaan kerana mahu rakyat negara ini sedar betapa pentingnya mempunyai keperibadian diri yang unggul dalam membangunkan negara.

Menyedari perkara itu, ESQ Leadership Center Sdn. Bhd., sebuah syarikat konsultan, mula memperkenalkan latihan bercorak pembangunan modal insan kepada pelbagai golongan masyarakat di negara ini terutamanya profesional dan pelajar.

Pencarian

Pengurus Besarnya, Marhaini Yusoff berkata, modul latihan ESQ Way 165 mula diasaskan oleh seorang ahli akademik dari Indonesia, Dr. Ary Ginanjar Agustian, yang memulakan pencarian sebenar erti kehidupan diri sendiri sejak zaman remajanya lagi.

Latihan tersebut yang berteraskan ajaran agama Islam diperkenalkan bertujuan melahirkan manusia yang unggul dari sudut emosi dan kerohanian dengan cara mengembangkan potensi diri. 

Angka 165 merupakan simbol bagi satu hati yang ihsan, enam prinsip moral berdasarkan Rukun Iman dan lima langkah kejayaan berteraskan Rukun Islam.

Jelas Marhaini, dalam pencarian tersebut, Ari Ginanjar telah melalui pelbagai pengalaman hidup dan setiap apa yang dilalui beliau akan menimbulkan persoalan mengenai matlamat sebenar kehidupannya.

“Pembangunan manusia telah lama menjadi perkara yang sentiasa dibincangkan di Indonesia kerana masalah sosialnya meruncing, jadi satu penyelesaian perlu dicari dengan segera,” kata Marhaini kepada Utusan Malaysia baru-baru ini. 

Marhaini berkata Ari Ginanjar mengaitkan keseimbangan emosi dan spiritual manusia sebagai jalan untuk menemukan erti kehidupan dan apabila kedua-dua elemen itu terpisah, maka akan wujud masalah dalam diri manusia.

Di dalam salah satu buku tulisan Ari Ginanjar, ESQ : The ESQ Way 165, 1 Ihsan, 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, penulis itu mengatakan bahawa manusia harus memiliki konsep duniawi atau kepekaan emosi dan kecerdikan (IQ) yang baik.

“Namun menurutnya, kecerdasan emosilah yang lebih mampu menentukan kejayaan seseorang kerana sering kali terbukti bahawa orang yang memiliki kecerdasan otak sahaja atau memiliki gelaran tinggi, belum tentu akan berjaya,” katanya. 

Marhaini berkata, lebih menarik, pengasas ESQ itu turut mengutarakan proses penjernihan emosi dalam latihan ESQ yang diperkenalkan iaitu terdiri daripada tujuh belenggu yang menyebabkan manusia menjadi ‘buta’ sehingga terjerumus dalam kejahatan, kecurangan, kekerasan ataupun kerosakan.

“Kesemua tujuh faktor itu mampu mempengaruhi cara berfikir manusia dan oleh itu kita patut mengenali faktor-faktor keruntuhan itu dan melihatnya secara jelas,” katanya.

Menurut Marhaini, setelah latihan ESQ mula diperkenalkan di Malaysia akhir 2006, seramai 6,500 orang yang terdiri daripada eksekutif muda, profesional dan golongan pembuat keputusan menyertai latihan itu.

Malah, tambah Marhaini, ESQ tidak hanya ditujukan secara eksklusif kepada individu Islam, malah ia sesuai untuk semua individu tanpa mengira agama atau bangsa

ESQ Way165. Angka 165 merupakan simbol dari 1 Hati pada Yang Maha Pencipta, 6 Prinsip Moral, dan 5 Langkah sukses

ESQ dengan seksama memandu seseorang dalam membangun prinsip hidup dan karakter berdasarkan ESQ Way165. Angka 165 merupakan simbol dari 1 Hati pada Yang Maha Pencipta, 6 Prinsip Moral, dan 5 Langkah sukses. ESQ hadir untuk siapa saja yang berkeinginan untuk membentuk karakter manusia paripurna. ESQ juga merupakan upaya untuk menjembatani rasionalitas dunia usaha dengan spirit ketuhanan. Melengkapi makna sukses dengan nilai-nilai spiritual yang mendalam, menuju esensi bahagia yang sesungguhnya.

Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

(QS. Asy Syams, 91 : 1-10)
Pagi!!
itu lah kata pembuka yang digunakan selama mengikuti training ESQ, kata pembuka yang di teriakkan dengan penuh semangat.
Dari awal diharapkan peserta untuk membuka hati dan fikiran seperti layaknya sebuah gelas kosong..
Yang aku lihat dan rasakan sendiri selama training ESQ ini adalah merupakan sebuah metoda bagaimana kita dapat bekerja atau berjalan di dunia ini dengan tanpa melupakan bahwa sebenarnya segala sesuatunya sudah ada dalam islam, sudah disebutkan dalam alQur’an baik secara langsung maupun tidak langsung. 
Dalam training ini para peserta dibawa kedalam suasana merenungi dan mentafakuri kebesaran-kebesaran Allah swt melalui ciptaanNYA, bumi.. matahari.. kumpulan galaksi..
apakah kita lupa bahwa kita benar2 tidak ada apa2nya dibandingkan ciptaanNYA? apalagi dibandingkan dengan Allah yang Maha Agung?? pantaskah kita sombong dihadapan Allah swt??
Para peserta juga diperingatkan mengenai peran dan kasih sayang orang tua yang selanjutnya diingatkan kembali akan kasih sayang Allah swt kepada hambaNYA..
apakah kita lupa bahwa atas kasihsayang orang tua yang begitu besar?? apakah kita lupa bahwa Allah swt selalu ada dan memberikan rahmat dan rizkinya??
Para peserta diingatkan kembali bahwa manusia adalah ciptaan Allah swt, yang memiliki suara hati yang ada pada ke-99 sifat Allah swt (asma’ul husna), kenapa? karena Allah swt yang meniupkan ruhNYA kepada setiap manusia..
apakah kita lupa kepada Allah swt yang menciptakan kita?? apakah kita lupa bahwa Allah selalu melihat apa2 yang kita lakukan??
Para peserta diingatkan kembali peran Nabi Muhammad sejak lahir, pencarian akan Allah swt, diangkat sebagai Rasul, hingga dihujung hayatnya Nabi Muhammad masih memikirkan umatnya..
apakah kita ingat dan selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad?? 
Para peserta diingatkan kembali bahwa begitu banyak bukti kebenaran Allah yang dituangkan dalam AlQur’an..
apakah kita lupa untuk membaca dan mempelajari AlQur’an? apakah AlQur’an hanya sebagai pajangan di rumah saja? 
Para peserta diingatkan kembali bahwa tidak ada satupun yang pasti didalam dunia ini selain MATI.. semua orang di dunia ini akan menghadapi MATI..
apakah kita masih ingat apa tujuan hidup di dunia? apakah kita siap mati? surga atau neraka?
yah.. itu lah sebagian pengalaman yang aku dapatkan selama 2hr mengikuti training ESQ. Berbagai pendapat mengenai training ESQ ini, ada yang merasakan manfaat ato sebagai sebagai solusi, tetapi ada juga yang mempertanyakan mengenai posisi training ESQ, ada juga yang mempertanyakan apakah berguna ato ngga?
klo menurut aku, semua itu kembali pada masing2 orang..
sebelum menilai apakah ESQ hanya pengaruh sesaat saja karena besok2nya sudah lupa lagi, kita sepatutnya pertanyakan lagi pada diri kita, bagaimana pengaruh shalat yg SETIAP HARI kita lakukan?
layaknya orang yang naik haji, tidak semua orang yang naik haji mencapai predikat haji mabrur, mabrur ato tidaknya diperlihatkan oleh tindaktanduknya setelah pulang haji..
wallahu’alam bishshowab..

UMNO yakin ESQ tingkat semangat penyatuan ahli

UMNO yakin ESQ tingkat semangat penyatuan ahli


SABAK BERNAM 25 Julai - Modul Darjah Kerohanian Emosi (ESQ) yang akan diterapkan dalam kursus kepimpinan UMNO mulai 19 Ogos ini mampu membangkitkan kembali semangat penyatuan ahli parti yang kini pudar.

Naib Presiden UMNO, Datuk Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi berkata, modul yang diubah suai daripada Program Latihan Khidmat Negara (PLKN) itu mampu mewujudkan semangat kekitaan di kalangan tiga juta ahli parti.

Langkah itu jelasnya, amat baik dan tepat untuk dilaksanakan ekoran perpecahan dalam UMNO ketika ini berlaku kerana wujud rasa tidak puas hati di kalangan pemimpin berhubung soal pemilihan jawatan atau calon pilihan raya.

"Saya fikir masalah remeh (tidak puas hati) ini perlu diketepikan. Kalau dalam pertandingan, kalah menang adalah perkara biasa dan semua pemimpin UMNO perlu merapatkan semula barisan.

"Maka, saya melihat modul ESQ yang dilaksanakan di kalangan kem komandan PLKN mampu mewujudkan rasa kekitaan antara satu sama lain yang saya lihat kini semakin hambar dalam UMNO sehingga hala tuju perjuangan parti seolah-olah semakin pudar," katanya .

Beliau menyatakan demikian pada sidang akhbar selepas merasmikan Mesyuarat Perwakilan UMNO Sungai Besar, di sini hari ini. Turut hadir ialah Ketua UMNO bahagian itu, Datuk Seri Dr. Mohamad Khir Toyo.

Tambah Ahmad Zahid, modul ESQ akan memberi tumpuan ke arah pembentukan minda para pemimpin UMNO dalam memainkan peranan mereka kepada parti dan rakyat termasuk merampas semula kerusi di negeri yang dikuasai pembangkang.
TAJUK-TAJUK BERITA LAIN:
Nafas baru dunia motivasi

Oleh ZULKIFLI MANZOR
utusanpahang@utusan.com.my

PEKAN 15 Jun - Sinergi Islam, pengurusan moden, psikologi dan sains disusuli penggunaan teknologi terkini yang berkonsepkan visual dan simfoni.

Itu antara yang diketengahkan oleh sebuah syarikat kaunseling tempatan, ESQ Leadership Centre Sdn. Bhd. (ESQ) dalam program-program motivasi yang dijalankan sejak empat tahun lalu.

Kaedah tersebut boleh dianggap sebagai satu pendekatan unik diketengahkan syarikat berkenaan hasil daripada kajian-kajian yang dilakukan dan tidak keterlaluan sekiranya ESQ dianggap sebagai satu permulaan era baru buat program motivasi di negara ini ketika ini.

Berbanding kebanyakan program motivasi yang diadakan di negara ini, ia lebih tertumpu kepada sesi ceramah, interaksi sesama rakan peserta selain beberapa atur cara yang bertujuan membina daya semangat dan pemikiran para pesertanya.

Melalui program latihan modal insan ESQ, peserta bukan saja diterap dengan satu bentuk motivasi berlandaskan al-Quran dan hadis tetapi ia turut disemai dengan nilai-nilai psikologi moden serta berteknologi tinggi.

Penulis yang berkesempatan menyaksikan salah satu sesi latihan ESQ di sini baru-baru ini tidak dapat menyangkal bahawa program yang dikendalikan syarikat itu sebagai satu nafas baru buat dunia motivasi tanah air.

Bukan saja bersifat islamiah dan saintifik tetapi pendekatan psikologi yang mendalam diiringi penggunaan teknologi terkini seperti teknik visual dan sistem bunyian yang efektif berjaya merangsang dan mencerna daya pemikiran peserta bagi menyelami isi yang ingin diterjemah ESQ.

Berdasarkan pemerhatian, rata-rata peserta yang menyertai program latihan ESQ pada hari tersebut begitu bersemangat, berdisiplin dan gembira walaupun pada hari pertama program ramai di kalangan mereka didakwa sukar mendengar arahan fasilitator.

Lebih 1,200 peserta terdiri daripada pelajar sekolah di sekitar daerah ini menghadiri program latihan ESQ selama tiga hari bermula 8 Jun dan berakhir pada 10 Jun lalu di Dewan Konvensyen Sultan Ahmad Shah di Pekan itu.

Salah seorang pelatih program berkenaan, Noor Husniyah Abdul Hamid, 17, berkata, dia gembira kerana berpeluang menjalani latihan ESQ kerana lebih memahami mengenai perkara yang baik dan buruk serta yang wajar atau tidak wajar dilakukan.

''Sekarang ini saya berasa diri lebih yakin dan sentiasa mengingati Allah dan pada masa sama, solat saya menjadi semakin khusyuk.

''Latihan ESQ memberi banyak kebaikan dan saya berasa telah melangkah satu tahap ke arah yang lebih positif," katanya ketika ditemui selepas tamat program latihan di sini baru-baru ini.

Rakannya, Shaidatul Analing Rasdi, 17, pula berkata, sebelum ini dia sering lewat menunaikan solat dan selepas menyertai program tersebut dia yakin akan dapat menunaikan tuntutan itu dengan tepat.

Tambahnya, dia juga berasa begitu teruja dengan perjalanan program latihan tersebut kerana di situ dia lebih mengenali kemampuan diri selain berasa positif untuk menjalani kehidupan dengan cemerlang.

''Di sini saya dapat mengenal diri sendiri dan bertuah kerana mengenal Allah dan iman serta iman di dalam diri," katanya.

Seorang lagi peserta, Ahmad Yusri Abd. Rahman, 16, berkata, dia amat berharap dapat menyertai latihan ESQ selepas ini kerana menganggap latihan modal insan itu tidak membosankan, malah membuat dia berasa lebih segar dan bertenaga.

''Dulu saya solat tidak lengkap tetapi syukur kerana di sini solat saya lengkap dan saya juga begitu bersemangat untuk memastikan setiap solat dipenuhi setiap hari," jelasnya.

Rakannya, Wan Muhammad Irfan Wan Zuki, 16, pula berkata, selepas menjalani latihan ESQ, dia kini memahami betapa penting seseorang insan itu menjalani hidup secara jujur, ikhlas, tabah dan tekun.

Katanya, dia bersemangat apabila menghadiri latihan itu kerana ia bukan sekadar mendengar ceramah atau menjalani modul-modul latihan yang telah ditetapkan.

Tetapi, katanya, para peserta dibekalkan dengan aspek kerohanian yang mendalam terhadap ketuhanan melalui pendekatan-pendekatan saintifik.

Sementara itu, Pengurus Besar ESQ, Marhaini Yusoff berkata, ESQ ialah sebuah syarikat mengendalikan latihan modal insan yang diperbadankan di bawah Akta Syarikat 1965 pada 18 September 2006 dengan modal berbayar sebanyak RM1 juta.

Sehingga kini, jelasnya, sebanyak 40,000 rakyat negara ini daripada pelbagai peringkat umur dikatakan telah menjalani latihan ESQ dan ada daripada mereka merupakan peserta yang dihantar oleh organisasi-organisasi terkemuka termasuk agensi kerajaan dan swasta.

Secara umumnya, kata beliau, ESQ adalah sebuah program yang menggunakan pendekatan spiritual dengan merujuk kepada ilmu pengurusan moden, psikologi dan sains tetapi melalui dasar yang paling utama iaitu al-Quran dan hadis.

Katanya, kewujudan ESQ juga antara lain bertujuan bersaing dengan model-model pembentukan modal insan dari Barat dengan harapan mengangkat sebuah model pembentuk karakter sebagai penyelesaian penuh kepada aspek pengurusan hidup di rumah dan juga tempat kerja.

''Pada mulanya kaedah kami mendapat beberapa pandangan negatif daripada pihak-pihak tertentu tetapi selepas mereka melihat sendiri pendekatan yang dilakukan, kini semua berjalan lancar," katanya.

Marhaini berkata, kekuatan ESQ ialah kerana setiap modul latihan diperkembang dan dibangunkan dari semasa ke semasa mengikut kesesuaian dan keperluan masyarakat ketika itu.

Jelasnya, pendekatan latihan modal insan ESQ juga dibuat secara ilmiah iaitu berdasar kajian-kajian saintifik yang dilakukan dari semasa ke semasa dalam usaha mencari formula terbaik untuk membentuk seorang insan yang cemerlang.